![]() |
BRICS |
Indonesia Resmi Bergabung, BRICS Kini Beranggotakan 10 Negara - BRICS kini beranggotakan 10 negara setelah Indonesia resmi bergabung pada 2025. Pelajari siapa saja anggota BRICS terbaru, tujuan organisasi ini, dan dampaknya bagi Indonesia.
BRICS awalnya merupakan akronim dari Brazil, Russia, India, China, dan South Africa kini telah tumbuh menjadi forum kerja sama ekonomi dan geopolitik yang lebih besar dan berpengaruh. Pada tahun 2025, Indonesia secara resmi bergabung sebagai anggota penuh BRICS, menandai babak baru dalam peran global negara berkembang dalam tatanan dunia multipolar.
Dengan bergabungnya Indonesia, jumlah anggota BRICS kini menjadi 10 negara, yaitu:
- Brasil
- Rusia
- India
- China
- Afrika Selatan
- Mesir
- Ethiopia
- Iran
- Arab Saudi
- Uni Emirat Arab
- Indonesia (anggota baru 2025)
Apa Itu BRICS?
BRICS adalah forum kerja sama antar negara berkembang besar di dunia yang bertujuan untuk:
- Meningkatkan kerja sama ekonomi dan perdagangan.
- Mendorong reformasi institusi global seperti IMF dan PBB.
- Memperkuat posisi negara-negara Global South dalam geopolitik dunia.
- Mengembangkan infrastruktur, inovasi teknologi, dan keuangan alternatif melalui inisiatif seperti New Development Bank (NDB).
Awalnya dibentuk sebagai kelompok ekonomi pada awal 2000-an, BRICS kini memainkan peran yang semakin besar dalam politik global, diplomasi multilateral, dan kebijakan pembangunan berkelanjutan.
Perluasan Keanggotaan BRICS
Dalam beberapa tahun terakhir, BRICS menunjukkan niat kuat untuk memperluas pengaruhnya dengan mengundang negara-negara kunci dari berbagai kawasan. Sejumlah negara seperti:
- Mesir,
- Ethiopia,
- Iran,
- Arab Saudi, dan
- Uni Emirat Arab
- telah bergabung sebagai anggota penuh sebelum Indonesia.
Sementara itu, beberapa negara mitra juga telah menunjukkan minat atau telah diundang sebagai pengamat, seperti Belarus, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Malaysia, Thailand, Uganda, dan Uzbekistan.
Keikutsertaan Indonesia dalam BRICS membawa sejumlah potensi strategis, antara lain:
- Diversifikasi kerja sama luar negeri di luar blok barat.
- Akses terhadap pembiayaan pembangunan dari BRICS Bank (NDB).
- Peningkatan peran diplomatik dalam isu-isu global seperti perubahan iklim, pangan, energi, dan perdamaian dunia.
- Peningkatan perdagangan dengan sesama anggota, khususnya dalam bidang energi, pertanian, dan teknologi.
Namun, tantangannya juga besar. Indonesia harus menavigasi kepentingan yang beragam antar anggota BRICS dan memastikan keikutsertaan ini tetap sejalan dengan kebijakan luar negeri bebas aktif dan posisi sebagai pemimpin di ASEAN.