![]() |
source: Lucas Gouveia / How-To Geek | KDE |
Komunitas KDE, pengembang di balik lingkungan desktop Plasma yang populer dalam dunia Linux, baru-baru ini mengeluarkan pernyataan yang cukup menggemparkan. Mereka mengajak para pengguna Windows 10 untuk mempertimbangkan beralih ke sistem operasi Linux, sembari menuduh Microsoft melakukan praktik yang mereka sebut sebagai “pemerasan teknologi”. Ajakan ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang masa depan sistem operasi Windows 10 dan kebijakan perusahaan terhadap pengguna setianya.
Kebijakan Microsoft Menuai Kritik
Seperti yang telah diumumkan, Microsoft akan mengakhiri dukungan penuh terhadap Windows 10 pada bulan Oktober 2025. Artinya, setelah tanggal tersebut, sistem operasi tersebut tidak akan lagi mendapatkan pembaruan keamanan secara gratis. Namun, Microsoft memberikan opsi untuk tetap mendapatkan pembaruan, yakni melalui program Extended Security Updates (ESU), yang sayangnya bersifat berbayar.
KDE menilai kebijakan ini sangat memberatkan dan tidak etis. Menurut mereka, alih-alih memberikan pengguna pilihan yang layak, Microsoft justru memaksa mereka untuk membayar tambahan atau dipaksa beralih ke Windows 11. Lebih parah lagi, tidak semua komputer dapat menjalankan Windows 11 karena persyaratan perangkat kerasnya yang cukup ketat. Ini menempatkan banyak pengguna khususnya mereka yang memakai perangkat lama pada posisi sulit. Mereka harus memilih antara membayar untuk sistem lama atau membeli perangkat baru demi sistem baru.
KDE Plasma dan Alternatif dari Dunia Open Source
Sebagai respons atas situasi ini, KDE mengundang pengguna Windows 10 untuk beralih ke sistem operasi berbasis Linux, khususnya yang menggunakan antarmuka desktop KDE Plasma. KDE Plasma dikenal sebagai salah satu lingkungan desktop Linux yang ringan, fleksibel, dan memiliki tampilan mirip dengan Windows, sehingga memudahkan proses transisi bagi pengguna baru.
Tidak hanya itu, Linux, secara umum, juga dikenal sebagai sistem operasi yang gratis, tidak menyisipkan iklan, tidak memaksa pembaruan sistem, dan memberikan kendali penuh kepada penggunanya. KDE menyampaikan bahwa nilai-nilai inilah yang menjadi dasar dari gerakan perangkat lunak bebas dan terbuka sesuatu yang sangat bertolak belakang dengan pendekatan komersial yang diterapkan oleh Microsoft.
Tuduhan "Pemerasan Teknologi"
Dalam pernyataannya, KDE menggunakan istilah “pemerasan teknologi” untuk menggambarkan bagaimana Microsoft memaksa pengguna tetap berada dalam ekosistemnya, baik dengan mempersulit pembaruan gratis, membatasi pilihan sistem operasi, hingga memberlakukan kebijakan yang membuat perangkat lama menjadi tidak berguna. Menurut KDE, praktik ini bukan sekadar keputusan bisnis biasa, melainkan bentuk tekanan terhadap pengguna agar terus mengeluarkan uang hanya untuk tetap aman dan mendapatkan fitur dasar dari sistem operasi mereka.
Kesempatan untuk Beralih
KDE melihat momentum ini sebagai kesempatan untuk memperkenalkan Linux kepada masyarakat umum. Dengan semakin banyaknya pengguna yang merasa tidak puas dengan keputusan Microsoft, Linux menjadi pilihan yang relevan dan realistis. Terlebih lagi, distribusi Linux modern saat ini sangat ramah pengguna, dan banyak dari mereka dilengkapi dengan tampilan dan pengalaman pengguna yang mirip dengan Windows.
Meskipun berpindah sistem operasi mungkin terasa menakutkan bagi sebagian orang, komunitas Linux, termasuk KDE, menyediakan dokumentasi dan dukungan komunitas yang luas bagi para pemula. Transisi ini bukan sekadar tentang mengganti software, tetapi juga tentang mendapatkan kembali kendali atas perangkat dan data pribadi.