Google Dilaporkan Berencana Memutus Kemitraan dengan Scale AI

Hans Tirta
0

 

Image Credits:Matthias Balk/picture alliance / Getty Images

Google kabarnya tengah bersiap untuk mengakhiri kerja sama strategisnya dengan Scale AI, sebuah perusahaan label data yang selama ini berperan penting dalam pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI). Keputusan ini muncul setelah munculnya kekhawatiran serius dari berbagai pihak terkait keterlibatan Meta sebagai investor besar di Scale AI.


Menurut laporan dari Reuters, Google awalnya berencana menghabiskan sekitar 200 juta dolar AS untuk menggunakan layanan anotasi data dari Scale pada tahun 2025. Nilai ini merupakan bagian signifikan dari total pendapatan tahunan Scale, yang mencapai sekitar 870 juta dolar AS pada tahun lalu. Namun, setelah Meta perusahaan induk Facebook mengakuisisi hampir separuh saham Scale, Google kini meninjau kembali posisinya dan mulai memindahkan kontraknya ke penyedia layanan lain.


Meta dilaporkan menginvestasikan dana besar untuk membeli sekitar 49% saham Scale AI, meningkatkan valuasi perusahaan tersebut menjadi sekitar 29 miliar dolar AS, naik tajam dari valuasi sebelumnya sebesar 14 miliar dolar. Sebagai bagian dari kesepakatan itu, CEO Scale AI, Alexandr Wang, juga dikabarkan akan bergabung ke dalam jajaran kepemimpinan Meta untuk memperkuat divisi AI mereka.


Langkah Meta ini ternyata memicu kekhawatiran besar di kalangan pesaingnya. Google, bersama pemain besar lainnya seperti Microsoft, OpenAI, dan xAI milik Elon Musk, mulai mempertanyakan keamanan dan kerahasiaan data yang sebelumnya mereka kirimkan ke Scale. Mereka khawatir data pelatihan model AI yang sensitif dapat diakses oleh Meta secara langsung maupun tidak langsung, mengingat hubungan kedekatan tersebut.


Dalam konteks persaingan industri AI yang begitu ketat, memiliki akses ke data pelatihan atau prototipe milik kompetitor bisa menjadi keunggulan strategis yang sangat besar. Oleh karena itu, Google dikabarkan sedang dalam proses mempercepat pemutusan kerja sama dengan Scale, dan memindahkan data serta proyek pelabelannya ke penyedia lain yang dianggap lebih netral. Beberapa sumber menyebutkan bahwa Google memiliki klausul dalam kontraknya yang memungkinkan mereka untuk melakukan transisi secara cepat.


Sementara itu, OpenAI dilaporkan telah lebih dulu mengurangi ketergantungannya pada layanan Scale dalam beberapa bulan terakhir. Meskipun pihak OpenAI menegaskan bahwa mereka masih bekerja sama dengan Scale, perusahaan itu kini menggunakan beragam penyedia layanan pelabelan data lainnya. Microsoft dan xAI juga disebut-sebut sedang dalam tahap memutus kerja sama mereka dengan Scale secara bertahap.


Langkah para raksasa AI ini tentu membuka peluang besar bagi para pesaing Scale di industri pelabelan data. Labelbox, salah satu kompetitor utama, dikabarkan siap menerima proyek-proyek bernilai ratusan juta dolar dari klien-klien yang hengkang dari Scale. Di sisi lain, startup seperti Handshake mengaku mengalami lonjakan permintaan hingga tiga kali lipat hanya dalam satu malam setelah kabar keterlibatan Meta di Scale mencuat. Sementara itu, Mercor, sebuah platform yang membantu perusahaan membangun tim label internal, juga melihat peningkatan minat yang drastis.


Scale AI sendiri dikenal luas sebagai penyedia layanan anotasi data berkualitas tinggi, terutama untuk pelatihan model generatif seperti Gemini milik Google, GPT milik OpenAI, dan Llama dari Meta. Mereka mengandalkan tim pelabel profesional dengan latar belakang ilmiah, yang terkadang dibayar hingga 100 dolar AS per anotasi untuk tugas-tugas kompleks. Namun, keunggulan teknis ini kini tertutupi oleh kekhawatiran soal netralitas dan keamanan data.


Juru bicara Scale menyatakan bahwa perusahaan tetap akan beroperasi secara independen dan terus menjaga kerahasiaan data kliennya. Mereka juga menegaskan komitmen untuk tetap menjadi penyedia layanan tepercaya di tengah dinamika pasar yang berubah cepat. Meski begitu, persepsi pasar terhadap potensi konflik kepentingan tampaknya sulit untuk diredam.


Kontrak Scale yang berhubungan dengan sektor pemerintahan dan otomotif disebut-sebut masih akan berjalan normal, karena tidak terpengaruh langsung oleh isu kompetisi di ranah AI generatif. Namun, kemitraan dengan perusahaan teknologi besar tampaknya akan terus mengalami tekanan hingga posisi kepemilikan dan kontrol perusahaan menjadi lebih jelas dan bebas dari pengaruh pihak yang dianggap kompetitor.


Bagi industri AI secara keseluruhan, kasus ini menjadi pelajaran penting tentang pentingnya menjaga independensi dan kepercayaan dalam rantai pasokan data. Seiring dengan meningkatnya nilai strategis dari data pelatihan model, perusahaan-perusahaan teknologi kini mulai menyadari bahwa membangun tim anotasi internal atau bekerja dengan mitra yang benar-benar netral bisa menjadi langkah wajib, bukan sekadar pilihan.


Dalam jangka panjang, keputusan Google untuk memutus kemitraan dengan Scale bisa menjadi pemicu pergeseran besar dalam ekosistem penyedia layanan AI. Ke depan, kemampuan sebuah perusahaan untuk menjaga jarak dari potensi konflik kepentingan bisa menjadi faktor utama yang menentukan keberhasilan mereka di tengah persaingan kecerdasan buatan yang semakin ketat.


Sumber: techcrunch

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)