![]() |
black hat |
Apa Itu Black Hat? Mengenal Pekerjaan Peretas Jahat dalam Dunia Siber - Black hat adalah istilah untuk peretas jahat yang melakukan tindakan ilegal seperti mencuri data dan menyebar malware. Kenali aktivitas, motivasi, dan perbedaannya dengan white hat hacker.
Dalam dunia keamanan siber, istilah “black hat” mengacu pada peretas yang melakukan aktivitas peretasan dengan niat jahat dan ilegal. Mereka bukan sekadar ahli teknologi, tetapi juga pelaku kejahatan digital yang mampu merugikan individu, perusahaan, hingga negara.
Apa Itu Pekerjaan Black Hat?
Pekerjaan black hat merujuk pada serangkaian aktivitas hacking yang dilakukan untuk merusak, mencuri, atau mendapatkan akses ilegal ke sistem komputer dan jaringan. Para pelaku ini dikenal sebagai peretas jahat (malicious hackers) atau penjahat siber.
Berbeda dengan peretas etis, tujuan utama black hat adalah:
- Keuntungan pribadi: seperti mencuri uang, informasi kartu kredit, atau aset digital.
- Kepentingan kriminal: seperti pemerasan, spionase industri, atau sabotase.
- Motivasi ideologis atau balas dendam: seperti menyerang organisasi atau pemerintah yang dianggap “musuh”.
Aktivitas yang Dilakukan Black Hat
Beberapa aktivitas umum yang dilakukan peretas black hat meliputi:
- Pencurian data pribadi atau perusahaan
- Penyebaran malware dan ransomware
- Peretasan situs web dan database
- Serangan DDoS (Distributed Denial of Service)
- Pemerasan digital dan jual beli data di dark web
Motivasi di Balik Tindakan Mereka
Black hat bukan hanya termotivasi oleh uang. Mereka juga bisa didorong oleh:
- Balas dendam terhadap individu atau perusahaan.
- Ideologi politik atau sosial.
- Sensasi dan tantangan teknis dari meretas sistem besar.
Perbedaan Black Hat vs White Hat
Aspek | Black Hat | White Hat |
---|---|---|
Tujuan | Merusak & mencuri | Melindungi & memperbaiki |
Legalitas | Ilegal | Legal |
Etika | Tidak etis | Etis |
Dampak | Merugikan | Menguntungkan |
Dampak Serangan Black Hat
Serangan dari peretas black hat bisa berdampak sangat besar, di antaranya:
- Kerugian finansial jutaan hingga miliaran rupiah
- Kehilangan reputasi dan kepercayaan pelanggan
- Pelanggaran privasi dan kebocoran data
- Gangguan operasional pada sistem penting seperti rumah sakit atau bandara